background



Desain Komunikasi Visual atau yang dulu lebih dikenal dengan istilah Desain Grafis kini bukanlah menjadi sesuatu hal yang asing lagi. Perkembangan Teknologi informasi yang berkembang begitu pesat dalam 10 tahun terakhir pada akhirnya mengharuskan bidang kreatif ini mengikuti perkembangan yang terjadi dimana dapat di lihat kini begitu banyak bentuk dan macam promotional  item yang beredar untuk tujannya masing-masing, sehingga medianya yang kini tak melulu menggunakan media konvensional seperti print ad,flyer,dan lainnya. Kini dunia Desain Komunikasi Visual pun merambah ke media elektronik, seperti Televisi,hingga dunia maya. Namun di samping perkembangannya, tak sedikit perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan mengiming-imingi desain gratis dengan tenggang waktu pengerjaan yang cukup dikerjakan dalam 3-4 jam untuk membuat sebuah logo untuk clientnya, tak sedikit pula orang orang yang dengan modal pandai menggunakan software desain kemudian mengikrarkan dirinya sebagai desainer grafis dengan menawarkan harga yang relatif murah untuk membuat sebuah project dengan hasil yang kurang komunikatif,dan sebagainya. Kemudian hal inilah yang semakin lama membuat dunia Desain Komunikasi Visual semakin lama semakin terpuruk dan juga semakin di pandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Sebuah kebudayaan tercipta karena adanya proses terlebih dahulu. Dengan acara ini kita ingin mengimplementasikan sebuah proses kreatif kedalam citra kekayaan & budaya Indonesia.“
Hal ini terjadi akibat meng-anak tirikan sebuah hal yang dinamakan PROSES. Dimana didalam Proses ini, segala ide, gagasan, bentuk visual, bahasa komunikasi di tuang, di eliminasi, kemudian di inkubasi yang pada akhirnya dapat di eksekusi dengan baik, sehingga hasilnya pun begitu kreatif, komunikatif, persuasif hingga dapat merubah perilaku sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Begitu pentingnya sebuah proses hingga dapat membuat sesuatu yang sangat komunikatif walau pesannya hanya secara simbolik saja, Proses pun dapat menghindari segala bentuk plagiatisme yang sering terjadi akibat begitu banyaknya referensi dan inspirasi yang dilihat namun tak diolah kembali. Mencoba menjadi tempat berkumpul, berbagi, dan saling mengingatkan bahwa pentingnya sebuah proses dalam segala bentuk pekerjaan. Betapa pentingnya pematangan ide-ide yang ada sehingga dapat digunakan dan di jadikan acuan dalam melakukan segala hal.